Jadi Akses Napi Kabur, Begini Kondisi Gorong-gorong rutan salemba

Heboh! Tujuh Napi Kabur dari Rutan Salemba, Manfaatkan Gorong-Gorong Rusak

Jakarta, 12 November 2024 – Tujuh narapidana berhasil melarikan diri dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat, pada Selasa dini hari. Pelarian yang terjadi pada jam-jam sepi ini menjadi perbincangan hangat setelah terungkap bahwa para napi memanfaatkan ventilasi rutan dan gorong-gorong dengan terali yang rusak untuk melarikan diri.

Peristiwa ini mengejutkan masyarakat sekitar, termasuk Endang (67), seorang pedagang gado-gado di kawasan Rawasari, yang baru menyadari adanya kerusakan di terali gorong-gorong pada pagi harinya. “Baru lihat Selasa jam 07.00 WIB, kelihatan bolongnya. Pas itu ramai orang di sekitar gorong-gorong,” ujar Endang, saat ditemui di Jalan Percetakan Negara IX, Jumat (15/11/2024).

Kondisi Malam Pelarian: Sepi Karena Hujan

Menurut keterangan warga, malam saat kejadian berlangsung dalam suasana yang sepi karena hujan. Hal ini membuat aktivitas di sekitar Rutan Salemba berkurang drastis. “Kalau malam itu hujan, jadi sepi. Enggak ada orang nongkrong seperti biasa,” ungkap Endang. Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak melihat siapa pun yang melintas dari arah gorong-gorong pada malam itu.

Namun, suasana berubah menjadi heboh ketika warga mulai berkumpul pada pagi harinya setelah mengetahui kerusakan tersebut. Berdasarkan pantauan di lokasi, gorong-gorong yang digunakan para napi untuk kabur memiliki ukuran sekitar 1 x 1,5 meter dengan aliran air yang tidak deras. Hal ini memungkinkan mereka meloloskan diri tanpa kesulitan berarti.

Tindakan Cepat Rutan: Gorong-Gorong Dipasangi Terali Ganda

Setelah peristiwa tersebut, pihak Rutan Salemba bergerak cepat untuk memperketat pengamanan. Gorong-gorong yang sebelumnya hanya memiliki satu lapis terali kini diperkuat dengan pemasangan terali ganda tanpa mencopot terali lama. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. “Sorenya langsung dibenerin, jadi ada dua lapis terali sekarang,” tambah Endang.

Lokasi gorong-gorong yang menjadi titik pelarian para napi ini berada di area belakang Rutan Salemba, tidak jauh dari pos satpam dan beberapa warung, termasuk warung kopi dan warung gado-gado. Meski penjagaan di area tersebut dilakukan secara buka-tutup, celah pengawasan pada malam kejadian menjadi salah satu faktor yang dimanfaatkan oleh para napi.

Setelah kejadian ini, pengamanan di sekitar Rutan Salemba diperketat. Pantauan di lokasi menunjukkan aktivitas penjagaan yang lebih intensif dengan penambahan petugas keamanan. Kejadian ini juga menjadi evaluasi penting bagi pihak rutan untuk memastikan pengawasan yang lebih ketat, terutama pada malam hari.

Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi lebih lanjut mengenai keberadaan ketujuh napi yang kabur. Pihak berwenang terus melakukan pengejaran dan berharap agar warga yang memiliki informasi terkait segera melapor.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya pengamanan di fasilitas tahanan, sekaligus menggarisbawahi celah-celah yang masih ada dalam sistem keamanan akan terus memantau perkembangan kasus ini untuk memberikan informasi terbaru kepada pembaca.