Dua Ormas di Bekasi Terlibat Keributan dan Kericuhan

Dua Ormas Ricuh di Bekas

Dua Ormas di Bekasi FBR dan Forkabi Terlibat Kericuhan

Bekasi, 10 Desember 2024 – Kawasan Grand Kota Bintang, Jaksampurna, Bekasi Barat, berubah menjadi lokasi memanas setelah dua organisasi masyarakat (ormas) besar di Jabodetabek, FBR (Forum Betawi Rempug) dan Forkabi (Forum Komunikasi Anak Betawi), terlibat dalam bentrokan pada Senin malam (9/12/2024). Insiden ini diduga dipicu oleh pemasangan tenda yang dilakukan oleh Forkabi di area yang dianggap wilayah FBR.

Kapolsek Bekasi Barat, AKP Anton Sujarwo, membenarkan adanya peristiwa tersebut dan memastikan bahwa situasi saat ini sudah kembali kondusif berkat langkah cepat aparat kepolisian.

Kronologi Bentrokan antara Dua Ormas di Bekasi: Pemasangan Tenda Jadi Pemicu

Menurut keterangan pihak kepolisian, keributan bermula ketika anggota Forkabi mencoba mendirikan tenda di lokasi yang dianggap sebagai wilayah teritorial FBR. Tindakan tersebut memicu kemarahan anggota FBR yang merasa bahwa pemasangan tenda itu melanggar aturan tidak tertulis mengenai batas wilayah kedua ormas.

“Awalnya, anggota Forkabi ingin memasang tenda di area yang diklaim sebagai wilayah FBR. Kami belum mengetahui secara pasti apa tujuan dari pemasangan tenda tersebut, tetapi ada kemungkinan mereka ingin menggunakan wilayah itu untuk suatu kegiatan,” ujar Kapolsek AKP Anton Sujarwo dalam keterangannya pada Selasa (10/12/2024).

Bentrokan pun terjadi saat anggota dari kedua ormas saling bersitegang. Beruntung, aparat kepolisian yang berada di lokasi segera turun tangan untuk membubarkan kerumunan massa sebelum situasi semakin memburuk.

Tidak Ada Korban Jiwa, Massa Dibubarkan Dua Ormas Di Bekasi

Meski sempat terjadi keributan, AKP Anton memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Massa dari Forkabi akhirnya memilih untuk meninggalkan lokasi setelah situasi mulai memanas.

“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini. Anggota Forkabi berhasil kami bubarkan dari lokasi, dan situasi segera kami kendalikan,” ungkapnya.

Kapolsek menambahkan bahwa untuk sementara, pihaknya masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui secara rinci apa tujuan pemasangan tenda tersebut oleh Forkabi dan apakah ada potensi konflik lanjutan di masa depan.

Penanganan oleh Aparat dan Rencana Mediasi

Peristiwa ini kini telah dilimpahkan ke Polres Metro Bekasi Kota untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sebagai langkah untuk meredam potensi konflik di masa mendatang, pihak kepolisian akan mengupayakan restorative justice dengan melibatkan tokoh-tokoh kunci dari kedua belah pihak ormas.

“Kami sudah menjadwalkan pertemuan dengan pimpinan kedua ormas untuk membahas penyelesaian konflik secara damai. Mediasi ini bertujuan untuk mencari solusi agar tidak ada lagi bentrokan serupa,” kata Anton.

Pihak kepolisian juga menyatakan komitmennya untuk meningkatkan patroli di wilayah-wilayah rawan konflik ormas, khususnya di Bekasi, guna mencegah potensi bentrokan susulan.

Situasi di Lokasi: Kembali Kondusif

Setelah bentrokan berhasil diredam, situasi di kawasan Grand Kota Bintang kini dilaporkan sudah kembali normal. Meski demikian, aparat keamanan tetap berjaga di sekitar lokasi untuk memastikan tidak ada aksi susulan.

“Wilayah ini sudah kembali kondusif. Kami tetap memonitor situasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjaga keamanan,” jelas AKP Anton.

Respon Warga dan Kekhawatiran tentang Konflik Ormas

Peristiwa bentrokan ini memicu kekhawatiran di kalangan warga sekitar, terutama mereka yang tinggal di kawasan Grand Kota Bintang. Banyak warga yang berharap agar konflik antar-ormas dapat segera diselesaikan melalui jalur damai tanpa perlu melibatkan kekerasan.

“Kami khawatir ada bentrokan lanjutan yang bisa mengganggu keamanan di lingkungan kami. Semoga mediasi yang dilakukan pihak kepolisian benar-benar efektif,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

2 Ormasi Ricuh di bekas
Kericuhan antara 2 Ormas terjadi di Bekasi Barat

Pentingnya Restorative Justice dalam Konflik Ormas

Bentrokan antar-ormas bukanlah hal baru di wilayah Jabodetabek. Konflik semacam ini seringkali dipicu oleh perebutan wilayah atau perbedaan kepentingan. Dalam hal ini, pendekatan restorative justice menjadi langkah yang dinilai tepat untuk menyelesaikan konflik tanpa melibatkan tindakan kekerasan lebih lanjut.

Melalui dialog dan mediasi, pihak kepolisian berharap dapat menciptakan kesepakatan bersama yang mengedepankan perdamaian. Dengan melibatkan pimpinan ormas, diharapkan anggota mereka dapat lebih menghormati batas wilayah dan mencegah bentrokan serupa di masa depan.

Insiden keributan antara FBR dan Forkabi di Grand Kota Bintang menjadi pengingat akan pentingnya menjaga komunikasi yang baik antarorganisasi masyarakat. Dengan upaya mediasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian, diharapkan perdamaian dapat terwujud, sehingga konflik serupa tidak terjadi lagi.